Sabtu, 19 Desember 2015

Dua puluhan

Beberapa kali membaca tulisan MasGun, yang membahas mengenai usia dua puluhan, dimana tiba usia pembuktian dan pencarian, dimana keputusan yang diambil bisa berpengaruh terhadap banyak hal, bisa menjadi panjang alurnya... Usia dimana mengusahakan kesepakatan dengan orang tua menjadi seni dalam pencapaiannya.

Maka di masa ini pun aku. Berada di lingkungan ini, dengan orang-orang baik ini, yang terus menggiring keluar hal2 yang saya anggap tak-apa-jika-saya-begini-saja di ruang aman. Namun konsekuensinya pun harus ditanggung, mengalami yang sebelumnya dihindari, mengalami yang sebelumnya ditakuti. Untuk itu harus mengeraskan hati. Hidup ini keras dik, tak selamanya bisa hidup sebagai manusia normatif.

Berjuang melawan arus memang tak senyaman berenang mengikuti kemana sungai mengalir, kadang bertemu kerikil, kadang arusnya terlampau deras. Tapi percaya saja, nanti ada. Untuk hal ini aku masih sulit membedakan, mana yang masih boleh dilakukan dan mana sudah di luar aturan. Beberapa bilang "sudah, jangan terlalu normatif". Bzz. Ketika sudah kejadian, sendiri yang ditakuti.

Namun seperti di awal tadi, waktu waktu ini adalah penentuan. Untuk yang sudah berlalu dan yang tidak sempat menjadi kenyataan atau yang menjadi kenyataan yang salah, biarlah. Masih punya waktu, tinggal mau memperbaiki dan merancang atau pasrah saja. Perlu mengeraskan hati memang, belajar. (dan sedikit bijak tentang mana cara yang baik.)

"Kamu sudah dewasa, kamu tau apa yang harus dilakukan".

Rabu, 11 November 2015

Wangi kopi

Aku suka wangi kopi pagi ini, mengingatkanku pada suasana bandara Soetta. Ketika wewangian kopi tajam berpadu dengan girang yang memuncak.
Aku suka wangi kopi pagi ini, mengingatkanku pada rindu yang menunggu. Ketika suara di ujung Subuh berpadu dengan hangat yang menyeruak.
Aku suka wangi kopi pagi ini, mengingatkanku untuk sejenak menghenti. Ketika pikirku pun masih enggan untuk memutuskan, kemana dan kapan aku akan.

Tetiba gelas kopi sebelah telah kosong, wangi hilang, aku tersadar.

Senin, 09 November 2015

Hidup (perjuangan)

Baru saja berkenalan dengan seorang ibu juru masak baru di mess ketika iseng duduk membaca di dapur. Seorang janda dengan tiga anak. Satu bekerja sebagai penata panggung di s*ctv, satu di tingkat akhir s*tan, serta bungsu yang telah menikah dan bekerja di Lampung.
Siapa sangka ibu ini mengenyam masa kecil hingga mulai dewasa di Perancis & Helsinki (Finlandia), Eropa!! Banyak negara telah dikunjungi ketika ikut dengan kakaknya yang bekerja isebagai kedutaan besar RI. Pulang saat berusia 26 dan langsung dinikahkan oleh kedua orang tuanya, dengan tujuan agar beliau tidak pergi-pergi lagi. Hehehe
Dalam perjalanan pernikahannya, ibu ini sempat bercerita bahwa beliau kejar target dalam mendapatkan momong. "Pokoknya umur tiga puluh, saya sudah selesai (ga nambah anak lagi.red). Jadilah jarak antara ketiga anaknya tidak terlalu jauh.
Pahit cerita, ditinggal mati oleh sang suami ketika anak2 masih kecil tidak membuat ibu ini patah semangat. Perempuan yang dulunya bekerja di pabrik ini selalu berpesan kepada anaknya bahwa mereka harus memaksimalkan power yang mereka miliki. "Power kalian dimana, harus dikejar terus, harus diperjuangkan. Karena hidup itu memang perjuangan."
Berbekal keyakinan bahwa anak-anaknya memiliki kemampuan lebih yang harus dikembangkan, ibu mengirim dua anaknya untuk bersekolah di Jakarta, bersama sanak saudara di sana. "Kalo disini takutnya kurang bisa berkembang mbak." ujar ibu asal Purworejo.
Ketika ditanya apakah ibu tidak kangen dengan anak-anak, beliau bercerita bahwa paling tidak tiga bulan sekali mereka saling berkunjung, bergantian.
Walaupun anak-anaknya telah mendesak agar ibu tidak usah bekerja saja karena telah ada mereka yg mencukupi, ibu menolak. Bagi beliau, rasanya tidak biasa bila tidak berkegiatan.

Terlihat sederhana, juru masak di sebuah kantin perusahaan, namun telah menjelajah Eropa. Dan satu point penting yang menarik dari ibu, terpancar aura positif dan keyakinan dari mata dan kata dari ceritanya.

"Hidup adalah perjuangan"

"Kejar dan perjuangkan apa yang menjadi powermu"




*tiba-tiba kantuk hilang

Terbanggi, 9 Nov 2015

Senin, 02 November 2015

(Terpaksa)

Bu, saya sedih Bu...
Hanya menonton dari sini, tapi ikut sedih Bu...
Bukan perkara menonton perpisahan Bu, yang membuat saya sedih. Tapi mendengar "bingung e pamitan sama orang-orang baik" yang ditelingaku terdengar seperti "sedih menyakiti orang baik".

-Sedih karena menyakiti orang baik-

Ketika (terpaksa) menyakiti itu menyedihkan, maka bagian yang terasa paling buruk dari hal itu adalah (terpaksa) menyakiti orang baik.

Senin, 05 Oktober 2015

Tentang Hari Ini

Tentang hari ini
Terima kasih dengan sangat bertanggung jawab kamu telah mendatangiku ke kota ini. Meskipun harus menahan kantuk yang terus menggantung di ujung matamu sepanjang hari. Terima kasih untuk menemui secara langsung dibandingkan bersembunyi diujung telepon. Terima kasih telah menuntaskan segunung rindu dan lelah di hari – hari belakangan ini.

Rabu, 26 Agustus 2015

He Knows Better (Than I Do)

Hampir genap 5 bulan merantau ke tanah orang. Malah semakin genap pikiran di sini. Udah ga terlalu menggebu-gebu buat pergi sih, tapi masih tetap pengin rencana lain.

Sebenernya masih bertanya-tanya Tuhan akan mengarahkan ini kemana. Kadang geli, banyaknya bersyukur. Sering bepikir, "ini Tuhan sedang bercanda?" (dalam artian baik). Tapi setelah ditunggu, ketemu juga alasan kenapa Tuhan bercanda.

Motor udah dikirim dari rumah. Padahal sebelumnya, mati-matian diusahakan biar ndang pulang.

Tetep usaha sih... Maksudku, semua orang pengen yang lebih baik. Apalagi request langsung, disuruh nyebrang. Jadilah masih tetep usaha.

Baru saja menyelesaikan satu tahap rekrutmen sebuah perusahaan di Salatiga. Impian! Langsung connect ke mimpi-mimpi lain waktu ditelepon buat informasi tes. Tapi ternyata belum waktunya. Masih disuruh belajar lebih banyak di sini.

Ya, belajar lebih banyak. Baru kerasa hasil belajar di sini waktu tes tadi. Practice makes perfect. Ketika sudah tahu praktiknya ternyata memahami teorinya lebih enak. Justru kebanyakan soal yang ga bisa dijawab malah yang teori banget. Lupa! Hahaha

Masih jauuuuuuh dari kata menguasai, tapi bakal terus usaha :)

Mungkin Tuhan masih punya canda-candaan lain, soal jodoh misalnya :))

I do love You :*

Kamis, 20 Agustus 2015

Mendung

Need a help, Kak...

Belum bisa mengatasi mendung :(
Sering BT ketika ga bisa nyembuhin orang yang BT. Dan orang yang BT, juga bikin kita BT.
Emang sih bukan kewajiban untuk selalu menyenangkan orang lain, sekarang udah ga gitu lagi kok... Lebih ke mencoba membuat lingkungan di sekitar nyaman bagi diri sendiri.
Ada yang bilang, kalo ga bisa merubah orang lain/lingkungan, ubahlah dirimu sendiri. Kayanya akan memilih cara itu, akan mencoba sedikit tidak peduli.

Need a help, Kak...

Sabtu, 08 Agustus 2015

Tentang Menghadapi Mendung

Kak, aku suka sekali memperhatikan mood orang. Memperhatikan perbedaan letak alis ketika mood mereka berganti. Mata yang biasa bersinar menjadi redup. Memperhatikan perbedaan senyum manis dan senyum berperisa manis.

Kak, mau tau cita-citaku? Sini aku beri tahu. Aku ingin menjadi orang baik. Sesederhana itu.

Kak, aku tidak suka melihat orang lain bad mood. Senang sekali membuat kembali setengah lingkaran di wajah.
Tapi kadang yang aku temui, saat dimana aku menemui mendung dimana-mana, di arah-arah yang berlawanan. Awan-awan yang bertabrakan, yang tak aku tahu arah datangnya maupun kemana akan perginya. Di saat itulah aku akan kalut, membuat kalut diri sendiri. Kalut akan mendung yang muncul di hariku yang sebenarnya cerah.
Tapi di tempat ini, mulai belajar, beberapa mendung mungkin memang harus menggantung. Tidak semua cuaca bisa berganti seenaknya. Kadang biar angin saja yang merubahnya. Karena diri bagaimanapun tetap manusia.
Sudah kodratnya, kadang naik kadang turun. Tidak bisa semuanya diatur.
Baiklah.

Kak, ajari menjadi baik ya.

Rabu, 05 Agustus 2015

Postingan pertama pake aplikasi Android. Biar makin rajin nulisnya :))

salam dari kebon,