Kamis, 30 Oktober 2014

Cahaya yang Menemani

Sore ini gerimis kecil menemani matahari yang setengah tenggelam di ujung barat, ketika Angga berlari pulang ke rumah. Bajunya yang telah kotor sehabis berlatih sepak bola menempel nempel di kulit membuatnya risih. Tinggal dua belokan lagi maka dia akan sampai di rumah. Tiba-tiba langkahnya terhenti. Dia mendengar samar suara sesenggukan. Bola matanya mencari sumber suara. Nampak siluet bocah kecil duduk di dalam pos kamling tak berpintu sebelum tikungan. Lampu pos yang mati membuat sosok di pojok itu hampir tak terlihat. Hanya sedikit sinar lampu jalan yang masuk ke ruang 2x2 m itu. Angga mengenalinya, namanya Aji, bocah kecil anak penjual gorengan. Mereka belum pernah bertegur sapa sebelumnya meskipun usia mereka tak terpaut jauh. Angga hanya mengetahui nama bocah itu dari seorang satpam di kompleks rumahnya. Sementara itu, dari tempat Angga berdiri nampak bendera putih baru saja dipasang di depan rumah kecil berdinding bata merah. Dia tertegun. Itu rumah Aji. Angga terdiam sejenak, ragu harus bagaimana. Sejurus kemudian dia berlari, meninggalkan si bocah kecil sendirian di ruang gelap itu.

Sederhana yang Tidak Sederhana

Aku memandang senja yang datang. cahaya kekuningan yang masuk ke kamarku menghasilkan siluet buket mawar yang aku letakan di atas meja dekat jendela. Tertinggal pesan di sana,
"Jangan lupa makan sayur. (How Long Will I Love You-Ellie Goulding)".
Tanpa nama. Ini mungkin sudah yang ke dua puluh-an kalinya. Telah berulang kali memang, tapi belum juga aku temukan siapa di balik buket-buket itu. Beberapa kali tergeletak di meja kerjaku, tak jarang kurir yang mengantar, dan sisanya di letakkan di depan pintu rumahku. Sama sekali tanpa jejak. Si pengirim hanya mencantumkan pesan singkat dan menyertakan satu judul lagu. Anehnya, aku menyukai hampir semua lagu yang dia sebutkan, bahkan lagu semacam Back for Goodnya Take That pun ternyata aku suka. Jadilah lagu-lagu itu membuat aku kegirangan setiap kali aku mendengarnya di saat-saat tidak terduga. Ini menyenangkan. Seperti mengalami Mengagumimu dari Jauhnya Tulus.
"Sering hujan, jangan lupa bawa payung. (Waktu Hujan Turun-Sheila on Seven)"
"Semoga harimu menyenangkan. (Angel-The Corrs)"
"Ternyata kamu suka Lili? Ini spesial untukmu. (Lost Star-Keira Knigtley)"
"Selamat hari gajian. (Happy-Pharrel Williams)"
Dan masih ada banyak pesan lain. Terdengar sama sekali tidak meminta balasan. Hei, jangan dikira aku tidak berusaha mencari tahu siapa dalangnya. Sudah! Hasilnya nihil.

Sabtu, 25 Oktober 2014

Iriana

Prang! Aku menutup telinga. Entah sudah barang ke berapa yang pecah. Selanjutnya yang dapat aku dengar dari sudut kamarku hanyalah teriakan bersahut-sahutan. Aku menebak-nebak suara siapa yang lebih tinggi. Mungkin mereka lebih cocok bergabung dengan masa di luar sana yang menuntut kenaikan upah buruh. Sejauh yang kuingat, pertengkaran ini adalah kali ketiga dalam minggu ini.  Jangan-jangan mereka lupa kalau aku juga punya hak atas pendengaranku di rumah ini. Aku menarik selimutku lagi, menenggelamkan tubuhku lebih dalam lagi. Seandainya aku punya kakak atau adik, mungkin akan lebih melegakan untuk melewati suasana seperti ini.

Jumat, 24 Oktober 2014

Akan Menjadi Aku

Pernah melihat kupu-kupu? Makhluk cantik itu membuat aku iri. Dia bermetamorfosis, dia berjuang untuk itu. Aku juga menginginkannya, metamorfosis, aku ingin berubah. Aku ingin menjadi sebenar-benarnya aku. Meskipun harus melewati fase panjang ini sendirian, fase panjang dalam pencarian. Nama yang terlanjur koyak karena keyakinan yang berlainan. Menjadi terasing, termarjinalkan. Demi satu tujuanku, bermetamorfosis. Aku hanya ingin menjadi sebenar-benarnya aku.

Kamis, 23 Oktober 2014

Momen Datang dan Menghilang

Ini menyenangkan, saat-saat menunggumu. Sekedar mengetahui kamu tiba-tiba online di salah satu media sosial. Rasa geregetan yang timbul membuat ingin bilang, "hey kamu, ini aku di sini!", yang seterusnya hanya akan jadi ingin semata. Lalu aku akan sengaja pergi menghilang sebelum aku terlanjur menikmati momen itu. Kali lain, kamu yang akan menghilang. Seperti sengaja membiarkanku mencari-cari kemunculanmu lagi.