Kau kenal bulan dan matahari? Raja dan ratu di langit. Berganti berperan,
pagi-sore, senja-subuh. Tapi sering kali pula mereka bersama. Mereka bersama,
kau tau kan? Atau kau yang tak tau saja, mereka kadang bersama lho... Berpapasan,
bertemu, bertukar rindu. Namun seperti yang telah aku katakan tadi, pagi-sore
milik matahari, senja-subuh milik rembulan. Kadang mereka berebut bergantian.
Pernah aku memergoki bulan masih ngambek tak mau pergi, padahal embun telah
kabur. Pernah juga mentari menggoda bulan dengan memaghribkan bumi lebih lama,
sorot matahari pun mendominasi senja itu. Dan yang semesta tandai adalah ketika
mereka benar-benar berebut perhatian. Bulan melawan, matahari menghilang! Bulan
mendominasi. Siang benderang berganti kelam. Pernah juga mentari cemburu pada
malam, mengambil cahya yang dipinjamkannya. Bulan tak bisa menjamah semesta,
melegam sesaat. Namun kau tau, dibalik sapa yang tak tertegur, dibalik diam
yang tak berjawab, dibalik dominasi yang digilai, mereka adalah serupa, memiliki
hati yang sama. Menyapa langit semesta. Menjawab tawa semangat di pagi dan
mengantar lelap ke peraduan, dunia. Tak harus pedulikan siapa yang mendominasi
atau siapa yang paling digilai, karena bagi semesta, mereka sama-sama mencoba
menjadi pelita.