Ini tentang seorang saudara-mbak-adik-teman (sedari) kecil, Ipa Wijayanti. Tentang dia, tentang kehidupan barunya. :)
Sudah sedikit lupa kapan tepatnya, kalau tidak salah ingat hari itu Sabtu, tanggal 30 Juni, seminggu sebelum keberangkatan saya menunaikan ibadah KKN :p
Aku lupa siapa nama suaminya, (aaa... maaf) tapi yang aku tahu si mas adalah warga tetangga desa yang masih sodaraan dengan suaminya mbaknya temanku yang artinya kami jadi sodara-sodaraan! ahaha... Itulah senangnya hidup di desa, semua-semua jadi sodara.
Sederhana saja, akad nikah dengan tamu undangan keluarga dan teman-teman dekat, Tapi, yang namanya pernikahan tetap saja ada suasana "hangat". Saat semua orang merasa gembira; repot menyiapkan makanan, dengan gembira; angkat-angkat kursi, dengan gembira; bahkan yang menangis pun, dengan gembira. :D
Pernikahan ini campuran antara adat Jawa dan adat Sunda. Ada prosesi bapak mempelai wanita mengantarkan sampai pelaminan, memangku kedua mempelai. Terus mempelai pria menuang beras ke tangan mempelai wanita, simbolis memberi nafkah. Suap-suapan dan rebutan ayam :D Lanjut sungkem ke kedua orang tua/wali si mbak dan mas pengantin. Nah, pengaruh adat Sunda di acara pernikahan ini adalah adanya saweran, atau melemparkan uang koin dan bunga-bungaan ke arah hadirin. Baru pertama kali, belum pernah ke pernikahan yang pake adat Sunda soalnya. Menyenangkan. Terus acara dilanjut foto-foto dan pemberian ucapan selamat dari tamu.
 |
| Mempelai dipangku bapak mempelai wanita |
 |
| Mempelai pria menuangkan beras ke tangan mempelai wanita, memberi nafkah. |
 |
| Suap-suapan :D |
 |
| "Rebutan ayam" |
 |
| MInum |
 |
| Sungkeman |
 |
| Hasil saweran, kalah sama anak-anak kecil nih :D |
Selamat menempuh cerita baru teruntuk saudara-mba-adik-teman Ipa Wijayanti.
Semoga selalu dilimpahkan kebahagiaan dan rizki.
Aamiiin.
Selamat berpernikahan! :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar