Nah kan, sekarang
ini menjadi candu. Iya kamu.
Kamu yang
rajin bertanya kabar padaku. Memastikan hari-hariku baik-baik saja. Karena kamu
tahu, aku suka sekali ketika ada orang lain memberiku semangat. Ah, bukan orang
lain. kamu tahu aku senang sekali disemangati olehmu. Begitu datang pesan
darimu, rasanya semangat penuh lagi. Pikiran jernih lagi. Persoalan yang tadinya kuanggap
rumit tiba-tiba semua ada solusinya. Luar biasa efek pesan darimu.
Aku yang
malu-malu. Aku selalu menunggu pesanmu. Selalu. Dan ketika kau mengirim pesan,
rasanya berbunga-bunga, dada sesak oleh bahagia. Ya, bahagia.
Kamu tahu
biru? Aku sedang mengacak-acak facebookmu. Memperhatikan tiap detil fotomu yang
ada di sana. Dari foto konyolmu, foto bersama teman-temanmu, foto sok
gantengmu, fotomu memakai beskap biru itu, foto pamer perut ratamu, haha, dasar
kamu. Dan aku menemukan videomu, lipsync! Astagaaaa….berani benar kau
mengunggah video dangdutmu itu. Sampai keram aku menahan tawa.
Dan hei, aku
melihat sesuatu disana, di foto yang kau unggah sekitar sebulan yang lalu. Jelas sekali gurat lelaki di sana,
lelaki dewasa tentunya. Ah, aku suka. Berbeda sekali dengan muka tengilmu yang
terakhir kali aku lihat. Tujuh tahun yang lalu.
Aku rindu.
Rindu? Ya, rindu.
Tapi
terlalu takut untuk menghubungimu, terlalu malu berkata rindu. Memang selalu
seperti itu aku. Dan aku sering sekali memanfaatkan titik lemahku itu. Ya kamu
tahu itu. Kamu dan semua kalimat semangatmu yang setia menemani tahun-tahunku jauh darimu.
Tapi aku
sudah berpikir seharian ini. Menguatkan hati tepatnya. Sudah terlalu lama aku
pendam rindu ini. Mungkin kali ini aku harus mengungapkannya padamu. Sekali ini
saja. Ya, aku harus
mengungapkannya padamu.
To : ramaditya.fahreza@gmail.com
Subect :
Hai, apa kabar?
Sibukkah hingga tak sempat bertanya kabarku lagi? baiklaaah, tapi kamu harus mentraktir siomay
depan SMA untuk membayar rinduku. Ahaha, tidak tidak, aku hanya bercanda. Kabarku baik saja, catatan sebelum kamu banyak
bertanya seperti biasanya.
Aku hanya
ingin memberi kabar, besok aku akan menikah. Dia pria pilihan ibuku. Ya seperti
yang kamu tahu, aku akan menerima apa saja yang ibu pilihan untukku. Datanglah bila
sempat, ajak Anita. Tentu saja bila rangkaian bulan madu kalian telah selesai.
Pasti menyenangan bisa berkenalan dengan wanitamu. Sekali lagi selamat ya,
sebentar lagi aku menyusulmu.
Terima kasih
atas semuanya. Semoga bahagia selalu menyelimutimu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar