Minggu, 14 April 2013

Baiklah, Aku Rindu

Nah kan, sekarang ini menjadi candu. Iya kamu.


Kamu yang rajin bertanya kabar  padaku. Memastikan hari-hariku baik-baik saja. Karena kamu tahu, aku suka sekali ketika ada orang lain memberiku semangat. Ah, bukan orang lain. kamu tahu aku senang sekali disemangati olehmu. Begitu datang pesan darimu, rasanya semangat penuh lagi. Pikiran jernih lagi. Persoalan yang tadinya kuanggap rumit tiba-tiba semua ada solusinya. Luar biasa efek pesan darimu.

Aku yang malu-malu. Aku selalu menunggu pesanmu. Selalu. Dan ketika kau mengirim pesan, rasanya berbunga-bunga, dada sesak oleh bahagia. Ya, bahagia.

Kamu tahu biru? Aku sedang mengacak-acak facebookmu. Memperhatikan tiap detil fotomu yang ada di sana. Dari foto konyolmu, foto bersama teman-temanmu, foto sok gantengmu, fotomu memakai beskap biru itu, foto pamer perut ratamu, haha, dasar kamu. Dan aku menemukan videomu, lipsync! Astagaaaa….berani benar kau mengunggah video dangdutmu itu. Sampai keram aku menahan tawa.

Dan hei, aku melihat sesuatu disana, di foto yang kau unggah sekitar sebulan yang lalu. Jelas sekali gurat lelaki di sana, lelaki dewasa tentunya. Ah, aku suka. Berbeda sekali dengan muka tengilmu yang terakhir kali aku lihat. Tujuh tahun yang lalu.

Aku rindu. Rindu? Ya, rindu.

Tapi terlalu takut untuk menghubungimu, terlalu malu berkata rindu. Memang selalu seperti itu aku. Dan aku sering sekali memanfaatkan titik lemahku itu. Ya kamu tahu itu. Kamu dan semua kalimat semangatmu yang setia menemani tahun-tahunku jauh darimu.

Tapi aku sudah berpikir seharian ini. Menguatkan hati tepatnya. Sudah terlalu lama aku pendam rindu ini. Mungkin kali ini aku harus mengungapkannya padamu. Sekali ini saja. Ya, aku harus mengungapkannya padamu.

To : ramaditya.fahreza@gmail.com
Subect :
Hai, apa kabar? Sibukkah hingga tak sempat bertanya kabarku lagi? baiklaaah, tapi kamu harus mentraktir siomay depan SMA untuk membayar rinduku. Ahaha, tidak tidak, aku hanya bercanda. Kabarku baik saja, catatan sebelum kamu banyak bertanya seperti biasanya.
Aku hanya ingin memberi kabar, besok aku akan menikah. Dia pria pilihan ibuku. Ya seperti yang kamu tahu, aku akan menerima apa saja yang ibu pilihan untukku. Datanglah bila sempat, ajak Anita. Tentu saja bila rangkaian bulan madu kalian telah selesai. Pasti menyenangan bisa berkenalan dengan wanitamu. Sekali lagi selamat ya, sebentar lagi aku menyusulmu.
Terima kasih atas semuanya. Semoga bahagia selalu menyelimutimu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar