Senin, 10 November 2014

A kind of...

Gambar dari sini

Aku mengalihkan pandanganku dari bapak seiring kereta yang melaju. Aku mengedarkan pandangan ke sekitar, gerbong lengang, namun hampir seluruh kursi telah terisi. Aku melangkah ragu-ragu. Ini merupakan kali pertama aku naik kereta ini sendiri. Hanya kereta Prameks yang akan mengantarkan aku dari Solo ke Jogja sih, hanya saja sensasi yang ditawarkan ketika sendirian belum pernah aku rasakan sebelumnya. Aku melangkahkan kaki ke arah kiri, berharap masih ada bangku kosong di sana. Benar saja ada jeda di antara deretan orang-orang yang duduk. Sekejap saja aku kaget. Di ujung jeda itu ada seorang kawan SMA. Ah benar dia! Laki-laki tinggi besar, bertampang cuek. Hahaha... Aku selamat! Segera aku menghampirinya dan sejurus membuatnya kaget juga. Mulai dari situ mengalirlah cerita-cerita lama jaman SMA dan juga kegiatan kuliah. Sampai akhirnya tiba ketika kereta memasuki stasiun Lempuyangan tempat aku turun. Berterima kasih atas kesediaan menemani bercerita kemudian meninggalkan dia yang masih tinggal di kereta menuju Stasiun Tugu. Girang bertemu teman. Senangnya ketika sendirian ada yang tiba-tiba dikirim untuk menemani.

Dan ternyata kiprahnya sebagai teman perjalananku tidak berhenti begitu saja. Pada suatu malam, aku tergesa menuju terminal. Esok pagi aku sekeluarga berencana pergi ke Jakarta, jadi aku harus pulang malam ini juga. Menurutku bukan menjadi masalah pulang selepas matahari tenggelam, karena aku akan pulang menggunakan bus patas yang notabene aman. Selain itu aku akan turun tepat di depan rumah. Lagipula aku telah terbiasa. Yang aku lupakan adalah bahwa hari ini hari Jumat yang artinya banyak orang yang akan berpergian menyambut weekend. Benar saja, sesampainya di terminal pukul tujuh malam, tiket telah habis, bahkan tiket pemberangkatan terakhir pukul sembilan malam. Ah lemas sekali rasanya. Di tengah kebingungan tetiba muncul wajah cuek itu! Wajah yang kala itu juga datar saja melihatku, ish! Hahaha. Jadilah aku bercerita masalahku malam itu, sedangkan di tangannya ada selembar tiket keberangkatan pukul delapan.
"Muleh sesuk wae."
Hiks, sudah sampai terminal malam-malam masih harus balik kosan lagi dengan konsekuensi besok pagi mruput pulang dan ditungguin orang di rumah.
"Numpak bis ekonomi wae ah."
Ekspresinya datar. Hiks, datar. Tetiba bus jurusan Cirebon-Kuningan masuk ke area parkir tepat di depan tempat aku duduk. Jadi teringat kalau aku bisa menumpang bus ini walaupun tidak turun di Cirebon maupun Kuningan. Jadilah aku bertanya pada mbak-mbak penjual tiket yang kemudian langsung mempersilakan aku naik saat penumpang lainnya telah naik. Yeay! Teman yang satu ini emang bawa hoki! Hihi. Aku langsung mengutarakan maksudku dengan girang, kemudian dia mengantarkanku naik ke dalam bis. Begitu sampai di tempat duduk yang kosong, kemudian dia berbalik turun dari bis. Sedang berusaha menikmati tempat dudukku, ketika tiba-tiba dia muncul lagi dan duduk di sebelahku.
"Eh?"
"Wis tak ke'ke mba-mba neng ngisor."
Bengong dengan sukses. Dia ngasih tiket (nomer antri sih sebenernya) ke mbak-mbak yang masih nunggu antrian.
"Mesakke cah cilik dewean, ndak ilang."
Pffftttt...TOP tenan iki konco siji. Jadilah aku pulang bareng dia lagi dengan selamat, walaupun pada akhirnya dia turun duluan.

Dalam cerita lain ketika reuni SMA di sebuah rumah makan, tiba-tiba dia berkelakar, "Untung langsung kelingan nek kanca, nek ora wis tak ajar. Mlirik-mlirik terus awit mau." sambil melirik ke arah seorang kawan jaman SMP yang kebetulan duduk di gerombolan sebelah meja tepat aku dan teman-teman SMA ku duduk. Aku cuma meringis tanggung. Memang aku sempat bertegur sapa dengan si kawan SMP ini sebelum aku bergabung dengan teman-teman SMAku. Mungkin saja si kawan SMP ini terlalu sungkan untuk menyapa duluan beberapa temanku yang notabene juga teman dia semasa SMP, jadilah dia hanya melirik ke arah kami, termasuk melirik teman-teman perempuanku. Meskipun begitu tetap saja aku hanya bisa meringis tanggung mendengar komentarnya yang lama-lama malah terdengar seperti ovevoveviv. Hihihi...

Tersebut Hero, salah satu kawan baik jaman SMA (sampai saat ini) yang membuktikan bahwa secuek-cuek tingkahnya, sedatar-datar mukanya, dia adalah kakak yang bisa diandalkan! Hahaha! Dia adalah kakak dari seorang adik perempuan manis yang tak beda jauh usia dengan kami. Jadi penasaran seberapa ovevovevif dia ke adiknya... Hahaha!

#SehariMenulisSatu #Day21 #Hero #Swaragamafm

Tidak ada komentar:

Posting Komentar